Rabu, 25 November 2009

STRESS PADA MASA MENOPAUSE

Setiap wanita dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa menopause di mana pada umumnya seorang wanita akan mengalami berbagai perubahan. Perubahan ini dapat menimbulkan berbagai masalah dan dapat mengundang stres sehingga masa menopause diidentikkan dengan masa-masa stres. Masalah yang dapat menimbulkan stres antara lain mencakup aspek fisiologis, aspek psikologis, aspek psikososial dan aspek seksuil. Namun hal ini berbeda-beda pada setiap wanita sehingga tingkat stresnya juga beragam. Menurut Kartono (1992), tingkat stres tersebut banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keinginan mengingkari proses ketuaannya, sikap terlalu mendramatisir proses ketuaannya, kemunduran jasmaniah dan anggapan bahwa hidupnya tidak mengandung harapan, penuh kepedihan dan dilupakan oleh orang lain.
Salah satu faktor yang berperan dalam mempengaruhi tingkat stres adalah sikap wanita tersebut terhadap menopause itu sendiri. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara sikap terhadap menopause dan tingkat stres pada wanita perimenopause.
Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental, karena tidak dilakukan manipulasi variabel yang diteliti. Jenis penelitiannya adalah korelasional. Teknik pengambilan sampel bersifat non probability sampling dengan cara purposive, yang berarti pencarian sampel sesuai dengan karakteristik yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan jumlah subjek penelitian sebanyak 40 orang wanita yang berada pada masa perimenopause yaitu usia 45-49 tahun.

Menopause dikenal sebagai masa berakhirnya menstruasi atau haid, dan sering dianggap menjadi momok dalam kehidupan wanita. Sebagian besar wanita mulai mengalami gejala menopause pada usai 40-an dan puncaknya tercapai pada usia 50 tahun. Kebanyakan mengalami gejala kurang dari 5 tahun dan sekitar 25% lebih dari 5 tahun. Namun bila diambil rata-ratanya, umumnya seorang wanita akan mengalami menopause sekitar usia 45-50 tahun.

Akibat perubahan dari haid menjadi tidak haid lagi, otomatis terjadi perubahan organ reproduksi wanita. Perubahan fungsi indung telur akan memengaruhi hormon dalam yang kemudian memberikan pengaruh pada organ tubuh wanita pada umumnya. Tidak heran apabila kemudian muncul berbagai keluhan fisik, baik yang berhubungan dengan organ reproduksinya maupun organ tubuh pada umumnya.

Tidak hanya itu, perubahan ini seringkali memengaruhi keadaan psikis seorang wanita. Keluhan psikis sifatnya sangat individual yang dipengaruhi oleh sosial budaya, pendidikan, lingkungan, dan ekonomi. Keluhan fisik maupun psikis ini tentu saja akan mengganggu kesehatan wanita yang bersangkutan termasuk perkembangan psikisnya. Selain itu, bisa memengaruhi kualitas hidupnya. Dalam menyingkapi dirinya yang akan memasuki masa menopause, beberapa wanita menyambutnya dengan biasa. Mereka menganggap kondisi ini sebagai bagian dari siklus hidupnya.

Banyak wanita yang mengeluh bahwa dengan datangnya menopause mereka akan menjadi pencemas. Kecemasan yang muncul pada wanita menopause sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi suatu situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Wanita seperti ini sangat sensitif terhadap pengaruh emosional dari fluktuasi hormon. Umumnya mereka tidak mendapat informasi yang benar sehingga dibayangkannya adalah efek negatif yang akan dialami setelah memasuki masa menopause. Mereka cemas dengan berakhirnya era reproduksi yang berarti berhentinya nafsu seksual dan fisik. Apalagi menyadari dirinya akan menjadi tua, yang berarti kecantikannya akan memudar. Seiring dengan hal itu, validitas dan fungsi organ tubuhnya akan menurun.

Hal ini akan menghilangkan kebanggaannya sebagai wanita. Keadaan ini dikhawatirkannya akan memengaruhi hubungannya dengan suami maupun lingkungan sosialnya. Selain itu, usia ini sering dikaitkan dengan timbulnya penyakit kanker atau penyakit lain yang sering muncul pada saat wanita memasuki usia tua.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecemasan wanita yang akan memasuki masa menopause, dan untuk mengetahui mengapa wanita yang menghadapi menopause mengalami kecemasan.

Menopause seringkali menjadi momok yang menakutkan bagi kaum perempuan usia matang. Padahal menopause atau mati haid adalah suatu proses yang alami, yang pasti akan dialami oleh setiap perempuan di usia matang; seperti halnya ketika seorang remaja untuk pertama kalinya mendapat ‘datang bulan’. Bedanya ketika pertama kali mendapat haid, seorang gadis sudah tidak dianggap ‘anak-anak lagi’ dan hormon-hormon reproduksi (estrogen dan progesteron) di tubuhnya mulai aktif;, tumbuh payudara, pantat mulai berisi dan bulat, mulai tumbuh rambut di ketiak dan kemaluan, tubuh makin tinggi, tubuh telah memproduksi sel telur sehingga siap menjadi seorang ibu apabila terjadi pembuahaan, dsb; sedangkan kalau menopause adalah kebalikannya. Tetapi dua siklus tersebut adalah bagian alami dari perjalanan hidup seorang perempuan.

Kata menopause berasal dari bahasa Latin: ‘meno’ berarti ‘ bulan’ dan ‘pausus’ berarti ‘berhenti, menghilang ‘secara harafiah berarti berakhirnya menstruasi/mati haid. Pada saat menopause itulah siklus haid seorang wanita berhenti, produksi hormon menurun drastis, tidak menghasilkan sel telur lagi alias tidak bisa terjadi pembuahan, kulit menjadi lebih kering, Kapan menstruasi akan berhenti total itu sulit ditentukan, kecuali sampai setahun setelah seorang wanita tidak mendapatkan haid sama sekali barulah bisa disebut menopause. Secara alami, wanita akan mengalami masa menopause sekitar usia 45-55 tahun, tetapi kadang-kadang menopause lebih awal datangnya karena operasi pengangkatan rahim maupun penyakit lain. Sebelumnya ditandai dengan gejala-gejala tertentu dan masa ini disebut ‘peri-menopause’ yang umumnya terjadi sekitar usia 45an. Menopause adalah salah satu tahap baru di dalam kehidupan seorang wanita yang pasti terjadi dan setiap wanita akan mengalaminya. Seperti halnya dengan ketika mendapat haid pertama atau hamil untuk pertama kalinya. Hanya saja karena terjadi perubahan hormonal yang mempengaruhi fisik, mental, dan emosi, maka kadang-kadang membuat kaum hawa stress dan merasa cemas dalam menghadapinya. Sebetulnya, menopause adalah awal siklus baru yang semestinya dimasuki kaum wanita dengan perasaan aman dan tenang.

Pada masa perimenopuse, seorang perempuan mulai merasakan beberapa gejala dari gejala-gejala yang umum yaitu: jantung berdebar-debar, wajah, telapak kaki dan tangan mudah keringatan dan terasa panas (disebut hotflushes), siklus menstruasi mulai tidak teratur, kulit mulai mengering, sulit tidur, vagina mulai mengering, rasa capai yang berketerusan, emosional dan suka uring-uringan, libido menurun, berat badan mudah naik, stress dan gelisah, menderita hypothyroid, merasa tidak dicintai dan tidak cantik lagi. Wanita yang satu akan mengalami gejala-gejala berbeda pada masa ini dengan wanita lainnya. Pada usia ini, salah satu tanda yang sangat umum terjadi yaitu datang bulan yang tidak teratur. Ada yang sebulan dua kali dan banyak pendarahan. Ada yang siklusnya mulai maju dan sedikit keluar darahnya, ada yang siklusnya meloncat-loncat tidak tentu kapan datangnya. Berkurangnya estrogen juga membuat lapisan vagina menipis yang akan menyebabkan sebagian wanita merasa sakit ketika berhubungan intim dengan suami ( hal ini bisa diatasi dengan gel/pelumas tertentu). Persendian ngilu dan pegal-pegal, sering kencing adalah beberapa faktor yang menambah stress pada wanita masa perimenopuse. Apabila ada Pembaca wanita yang mengalami beberapa gejala dari yang telah ditulis jangan merasa kuatir dan jangan merasa ‘tidak normal’ dan tidak perlu ke Psikiater. Tetapi Anda bisa mencoba mendiskusikan gejala-gejala ini dengan suami dan dokter ahli kandungan. Juga bisa memeriksakan kadar hormon estrogen dan lainnya. Apabila memungkinkan, bisa mulai menjalani ‘Hormone Replacement Therapy’/HRT, yaitu terapy sulih hormon untuk memasok hormon di tubuh yang mulai menurun supaya menopause bisa ditunda, atau mengasup suplemen untuk masalah ini.

Pada usia ini, sebaiknya sudah memulai pola makan dan hidup yang lebih sehat. Olah raga teratur akan membuat tubuh lebih bugar dan menurunkan kadar kolesterol. Olah-olah raga tertentu seperti: beban ringan/dumbell, olah raga peregangan: misal yoga, tai chi, pilates, akan membantu menghindari osteoporosis pada masa pascamenopause nanti. Makan sayur-sayuran yang mengandung ‘fitoestrogen’ bisa meredam gejala-gejala menopause. Fitoestrogen adalah bahan kimia alami yang terdapat pada tanaman yang susunannya menyerupai hormon estrogen. Minum susu nonfat yang diperkaya kalsium, mengkonsumsi suplemen dan vitamin-vitamin (vitamin A,C,E, plus magnesium, kalsium, zink, dan kalium), yang dibutuhkan tubuh semasa menopause, yang semuanya bisa menunjang kebugaran tubuh. Mencari teman yang bisa diajak berbicara untuk dijadikan tempat ‘cur-hat’, membaca buku dan artikel mengenai masalah sekitar menopause yang akan sangat membantu seorang wanita menjadi lebih mengerti mengenai menopause dan keadaan fisik, mental, dan emosi sendiri; tidak merasa tua, memperdalam kehidupan spiritual; kesemuanya ini bisa membantu para wanita menjalani masa ini dengan lebih tenang dan tidak nervous. Pengertian dan dukungan para suami dan anak-anak dalam keluarga akan sangat berarti bagi wanita yang sedang mengalami masa yang sering membuat wanita merasa cemas ini. Suami dan anak bisa menjadi teman yang baik sekaligus tempat cur-hat bagi para wanita dalam menjalani masa ini.

Masa perimenopause mungkin bisa kita katakan masa yang cukup membuat para wanita stress bahkan depresi dan sehingga tidak salah kalau ada yang menyebut masa ini sebagai ‘masa menempuh badai’. Dalam buku “Smart Medicine for Menopause – Hormone Replacement Therapy and its Natural Alternative”, Sandra Cabot, MD, menuliskan pengalaman pasien usia perimenopause yang mengalami depresi karena didiagnosa menderita stress ketika menceritakan gejala-gejala sbb: panik, mudah cemas, sulit tidur, mengalami hot flushes (gejala panas), sakit kepala, leher tegang, dan turunnya libido. Ketika mengetahui pasien tsb. masih mendapat haid teratur, oleh dokter di dianjurkan banyak istirahat dan membaca majalah wanita dan diberi obat pengurang rasa sakit dan penenang. Hal ini tidak banyak membantunya, dan membuat pasien tsb. makin stress dan menjadi depresi. Dalam hal ini pasien perlu pengertian mengenai apa yang disebut menopause, gejala-gejalanya, dan bagaimana mengatasi dan menjalani masa tsb. dengan lebih tenang dan bisa komunikasi dengan baik dengan seorang dokter ahli kandungan untuk mengatasi gejala perimenopause; jika perlu pasien tsb. bisa dites kadar hormon kewanitaannya untuk mengetahui perlu tidaknya mendapat terapi sulih hormon.

Setelah mengalami beberapa tahun masa perimenopause yang cukup membuat wanita kuatir dan uring-uringan, haid akan berhenti total, dan masa itulah yang disebut masa menopause. Masa menopause ini ditandai dengan kegagalan ovarium menghasilkan sel telur sehingga tidak terjadi lagi haid. Tetapi walaupun telah terjadi menopause, ovarium masih mempunyai fungsi juga yaitu masih menghasilkan kadar estrogen dalam jumlah kecil dan testosteron dalam jumlah yang cukup berarti selama sekitar dua belas tahun. Jadi ovarium setelah masa menopause atau disebut ‘pascamenopause’ belum mati total. Setelah masa menopause dr. Sandra Cabot menuliskan bahwa masa hidup wanita sekitar 30-40 tahun, tergantung bagaimana pola hidup dan kesehatan wanita tsb. Sebelum masa menopause, hormon-hormon yang dihasilkan oleh ovarium, terutama hormon estrogen melindungi wanita dari serangan kolesterol, tekanan darah tinggi, sehingga resiko mendapat penyakit jantung atau stroke lebih kecil daripada yang dialami kaum Adam. Tetapi setelah menopause terjadi, benteng alami tsb. tidak lagi mampu melindungi mereka lagi. Pada masa pasca menopause ini resiko para wanita lebih besar mendapatkan: osteroporosis, penyakit jantung, kolesterol dan tekanan darah cenderung tinggi, stroke, pengeringan dan penciutan vagina, dan penyakit Alzheimer. Resiko-resiko tersebut bisa dikurangi dengan Terapi Sulih Hormon dan memperbaiki pola hidup sehat dan memperbanyak mengkonsumsi makanan yang mengandung phytoestrogen, serta menghadapinya dengan pikiran yang tenang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar