Rabu, 25 November 2009

KEGEMUKAN DAN PENYESUAIAN SOSIAL

Banyak remaja yang mengutamakan penampilan fisik (physical appereance) dalam pergaulan dengan teman sebaya. Mereka masih menonjolkan hal-hal fisik yang nampak dari luar. Kerena itu, remaja berusaha untuk tampil sebagai seorang individu yang menarik perhatian orang lain, baik teman sebaya yang sejenis kelamin maupun dari lawan jenis. Agar dapat tampil semenarik mungkin, maka remaja mengupayakan supaya tubuhnya ramping dan menghindari kegemukan.

Remaja yang gemuk, yang tak mampu menerima keadaan dirinya, kemungkinan akan memiliki persepsi negative yaitu menganggap dirinya merasa ada kekurangan. Karena merasa ada kekurangan dalam dirinya, maka menyebabkan remaja merasa minder dan kurang percaya diri (lack of self-confidence) dalam pergaulan. Mereka akan menarik diri, membatasi diri dari aktivitas bersama kelompok, takut diejek, dihina, atau menjadi bahan tertawaan dari teman-teman sebaya. Bahkan mendekati pun akan merasa takut atau khawatir kalau tidak ada lawan jenis yang mendekati untuk dijadikan sebagai pacar. Dengan demikian, menurut erikson (dalam Hall dan Lindzay, 1998; Papalia, Old dan Feldman 2001), mereka akan mengalami kesulitan untuk melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan social, sulit mencapai kematangan identitas diri (the matury of self-identity). Sebaliknya,mereka yang mampu menerima keadaan dirinya apa adanya, walaupun tubuhnya gemuk, maka biasanya mereka akan merasa percaya diri, optimis sehingga tidak akan menemukan kesulitan dalam pergaulan. Mereka tetap bias mengekspresikan seluruh potensi di antara teman-teman sebayanya. Dengan demikian, ia menjadi seorang pribadi yang dewasa/matang, sociable, adjustable atau mudah menyesuaikan diri dalam lingkungan social, serta merasa optimis menghadapi masa depan.

2 komentar:

  1. ooh, gitu ya..
    berarti aku ga usah minder walau chubby..
    hehehe

    BalasHapus
  2. yaaaah biar bagaimanapun aq tetep g konsen untuk PD. gimana tuh???????/

    BalasHapus