Rabu, 25 November 2009

FUNGSI PACARAN

Hampir sebagian orang dewasa yang kini telah berumah tangga, sebelumnya pernah melakukan pacaran dengan pasangan hidupnya. Masa pacaran sebagai masa yang unik dan menarik untuk dikaji secara proporsional dalam studi perlembangan. Para ahli berusaha memperoleh gambaran yang ilmiah dalam penelitian empirisnyam di antaranya ialah Paul dan White (dalam Santrock, 1998). Menurut Paul dan White, ahli psikologi perkembangan remaja, menyatakan ada 8 fungsi pacaran yaitu sebagai berikut:

a. Pacaran sebagai masa rekreasi
Karena remaja memperoleh pengalaman yang menyenangkan, karena remaja memperoleh pengalaman baru untuk belajar menempuh kehidupan bersama dengan seorang yang dikasihi, disayangi, atau dicintainya. Kehadiran orang yang dicintai akan membangkitkan semangat hidup. Sebaliknya, ketidak hadirannya cenderung membuat seorang individu tidak bergairah atau tidak bersemangat. Itulah sebabnya, seorang remaja yang sedang berpacaran selalu merasa rindu mengharapkan kehadiran orang yang dicintainya.

b. Pacaran sebagai sumber status dan prestasi
Mempunyai atau memperoleh seorang pacar, berarti diri seseorang telah berhasil menjalin hubungan intensif, sehingga tercipta hubungan yang akrab dengan pacarnya. Seorang pacar lebuh dianggap lebih dari seorang teman atau sahabat, karena untuk memperoleh seorang pacar, seseorang harus berupaya mengenal pribadi secara mendalam yang ditandai dengan unsure saling percaya, menghargai, dan menerima antara satu dengan yang lainnya. Mereka yang telah mempunyai seorang pacar, akan memperoleh pengakuan social dalam lingkungan pergaulan social. Ia akan dikenal atau popular, dibandingkan dengan remaja yang lain yang belum mempunyai pacar.

c. Pacaran sebagai proses sosialisasi
Dalam masa pacaran, seorang individu akan dapat bergaul untuk belajar mengenal, menyerap nilai-nilai, norma, etika social dari kelompok social lainnya, sehingga diharapkan ia akan berprilaku sesuai dengan aturan-aturan norma social.

d. Pacaran melibatkan kemampuan untuk bergaul secara intim, terbuka, dan bersedia untuk melayani/membantu individu yang lain jenis.
Dalam masa pacaran, seorang individu dituntut untuk dapat memperhatikan kebutuhan orang yang dicintainya. Sebab mencintai berarti memberi perhatian kepada orang lain, karena orang tersebut sudah sepantasnya ditolong, dibantu, dihargai, dijaga lebih dari orang lain atau teman. Dengan demikian, untuk mewujudkan cintanya terhadap seorang pacar, dengan kesadaran pribadi, seorang individu biasanya rela berkorban baik waktu, tenaga, maupun biaya untuk orang yang dicintainya.

e. Pacaran sebagai penyesuaian normative
Artinya masa ini dapat dipandang sebagai masa persiapan untuk menguji kemampuan menyalurkan kebutuhan seksual secara normative, terhormat, dan sesuai dengan norma masyarakat. Dalam hal ini, menurut pandangan psikoanalisis Sigmund Freud (Hall, Lindzey dan Champbell, 1998), pacaran merupakan awalsublimasi dari penyaluran kebutuhan seksual secara normative melalui kehidupanyang berbeda jenis kelaminnya.

f. Pacaran sebagai masa sharing: mengekspresikan perasaan, pemikiran, atau pengalaman
Masa pacaran ini akan memberikan kesempatan individu agar berperan sebagai teman untuk berinteraksi maupun membagi berbagai pengalaman, perasaan, pemikiran, atau aktivitas kepada lawan jenisnya (pacar). Dangan demikian, individu dpat mengurangi beban stress, masalah, pribadi dan dapat mengikis sifat-sifat egois pribadi. Dengan pacarlah, seseorang mau mencurahkan beban perasaan, pengalaman secara terbuka tanpa merasa malu. Sebab dia tahu bahwa orang yang dicintai tersebut tidak akan membocorkan rahasianya kepada orang lain.

g. Pacaran sebagai masa pengembangan identitas
Masa pacaran memberikan pengalaman penting yang berpengaruh bagi pembentukan dan pengembangan identitas diri seorang individu. Dalam masa pacaran, seorang remaja dapat memisahkan antara identitas pribadi dengan identitas yang berasal dari kehidupan keluarganya. Seorang remaja dilatih untuk bersikap mandiri dan dewasa dalam menghadapi permasalahan (percek-cokan, pertengkaran, perbedaan pendapat) dengan pacarnya. Dengan keberhasilan menyelesaikan suatu masalah, seorang remaja akan semakin mantap menjalani masa pacarannya. Sebaliknya, yang tidak berhasil dalam mengatasi masalah, cenderung menimbulkan perasaan ragu-ragu, tak percaya diri, pesimis untuk melanjutkan masa pacarannya dengan pacarnya. Bahkan hal itu akan diakhiri dengan perpisahan.

h. Pacaran sebagai masa pemilihan calon pasangan hidup
Artinya masa pacaran ini berfungsi sebagai masa pencarian, pemilihan, dan penentuan calon teman hidup untuk persiapan dalam pernikahan guna membangun rumah tangga baru. Dengan pacaran, seseorang dapat mengenal kelebihan dan kelemahan pacarnya. Apabila ada permasalahan, mereka dapat memecahkan bersama-sama, tanpa memaksakan kehendak secara egois.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar